/* ##sitemap CSS## */ .mapasite { margin-bottom: 10px; background-color: #F8F8F8 } .mapasite.active .mapa { display: block } .mapasite .mapa { display: none } .mapasite h2 { background-color: #EEE; color: $(primary.color); font-size: 15px; padding: 10px 20px; border-radius: 2px; margin-bottom: 0; cursor: pointer; font-weight: 700 } .mapasite h2 .botao { font-size: 18px; line-height: 1.2em } .botao .fa-minus-circle { color: #f30 } .mapapost { overflow: hidden; margin-bottom: 20px; height: 70px; background-color: #FFF } .mapa { padding: 40px } .map-thumb { background-color: #F0F0F0; padding: 10px; display: block; width: 65px; height: 50px; float: left } .map-img { width: 65px; height: 50px; overflow: hidden; border-radius: 2px } .map-thumb a { width: 100%; height: 100%; display: block; transition: all .3s ease-out!important; -webkit-transition: all .3s ease-out!important; -moz-transition: all .3s ease-out!important; -o-transition: all .3s ease-out!important } .map-thumb a:hover { -webkit-transform: scale(1.1) rotate(-1.5deg)!important; -moz-transform: scale(1.1) rotate(-1.5deg)!important; transform: scale(1.1) rotate(-1.5deg)!important; transition: all .3s ease-out!important; -webkit-transition: all .3s ease-out!important; -moz-transition: all .3s ease-out!important; -o-transition: all .3s ease-out!important } .mapapost .wrp-titulo { padding-top: 10px; font-weight: 700; font-size: 14px; line-height: 1.3em; padding-left: 25px; padding-right: 10px; display: block; overflow: hidden; margin-bottom: 5px } .mapapost .wrp-titulo a { } .mapapost .wrp-titulo a:hover { color: #f30; text-decoration: underline } .map-meta { display: block; float: left; overflow: hidden; padding-left: 25px; } .mapasite h2 .botao { float: right }

Sunday, June 10, 2018

Kisah Nyata : Indra, remaja yang tidak lagi berakal [Narkoba Section]


Sebutlah, nama samarannya sebagai Indra, seorang remaja yang yang periang, jagoan, pandai dan humoris, dan yang utama sangat baik. Usianya sekitar 19 tahun saat itu. Indra adalah seorang adik kelasku di masa kecil. 

Diawali dengan, saat masa telah berputar dan kita semua dewasa, kami tidak lagi sering bertemu karena sudah memiliki lingkungan berbeda saat dewasa, sampai pada suatu hari aku bertemu dengan salah satu sahabat dekatnya yang juga adik kelasku di sebuah Mall, dan kami memutuskan untuk minum kopi bersama. Bercerita lepas setelah lama tak berjumpa, sampai pada satu percakapan ia bercerita tentang kegelisahannya tentang pacarnya.

"ya, kak, indra itu, pacarku" Ujarnya
"wah, indra ? dah lama aku gak dengar berita dari dia, apa kabarnya ?" jawabku
"itulah, kak. Kami sudah lama tidak berkomunikasi, dan rasanya sesak dada aku" jawabnya
"lah kenapa? kalian putus?" tanyaku
"Indra saat ini sudah dirumahkan oleh orangtuanya di tempat yang jauh dari keluarga dan lingkungannya, dia hanya dijaga oleh seorang bapak yang dibayar khusus untuk mengurusnya" jawabnya
"kenapa bisa begitu ?" tanya ku antusias.
"Indra terlibat Narkoba sudah sejak lama saat ia masih Kelas 1 SMA, awalnya aku nggak tau kak, tapi akhirnya lama kelamaan aku menghadapi semua proses pergolakannya dengan orangtuanya, dan teman sekitar, terutama teman-temannya yg suka pake narkoba" Jawabnya lirih.
"lalu ?" tanya ku penasaran.
"mungkin karena selama ini, pihak keluarga selalui berusaha menutupi, ban berusaha mengupayakan sendiri, sehingga semua menjadi terlambat" Ujarnya
"Maksudnya ?" Tanyaku minta penjelasan
"Iya karena keluarga kan takut dipenjara kalau berkaitan dengan Narkoba, sehingga mereka mengupayakan sendiri, masalahnya Indra sudah sangat tergantung dengan Narkoba, jadi sulit dikendalikan" Jawabnya lebih lanjut.
"sekarang keadaannya bagaimana?" tanyaku
"jadi, karena sudah semakin rusak, efek narkoba itu sepertinya menghancurkan sel-sel jaringan otaknya, jadi seperti pikiran, perasaan, hati akal semua nggak nyambung" Jawabnya lagi.
"tapi dia sadar ?" tanya ku makin penasaran.
"Nggak Kak, dia sudah tidak ingat ayahnya ibunya, kakak dan adiknya, sampe ke aku juga sudah nggak kenal" jawabnya
"separah itu ?" tanyaku terkejut
"iya, jadi kalau dia ketemu siapa saja, dia hanya ingin menyerang orang, mengambil pisau atau gunting atau apa saja untuk menyerang orang itu, bahkan ketemu ibunya pun dia begitu" Jawabnya.
"nggak di rehabilitasi ?" tanyaku
"udah sulit kayaknya kalo secara medis, indra tidak gila, hanya semua jaringan pikirannya rusak, dan saat ini ayahnya akhirnya sewa sebuah rumah di bogor dan penjaga untuk Indra, aktivitasnya hanya begitu saja, dan Pak Abdul yang menjaganya hanya mengurus dia supaya gak macem-macem, dan memberi makan. itu sama halnya dengan melihara hewan" Jawabnya mulai menangis.

Percakapan dalam pertemuan kali itu, sangat mengganggu pikiranku, dan kami akhirnya memutuskan untuk berkunjung ke rumah tempat dimana Indra tinggal saat itu. Kami pergi berdua kesana menjenguk Indra. Kami tiba disebuah rumah kecil dan bertemu dengan Bapak Abdul. Saat itu, Pak Abdul hanya memperkenankan kita melihat dari jendela kamarnya dari samping rumah, dan tampak seorang pemuda dengan badan yang sangat kurus, menatap kami dengan tatapan mata menyala garang.
Indra Remaja Tak berakal, Gambar hanya ilustrasi


Aku beristighfar dalam hati. Dan sedih karena kami tidak diperkenankan oleh Pak Abdul untuk berkomunikasi, karena berbahaya, Indra bisa saja menyerang kita berdua. Akhirnya kita hanya mengobrol dengan Pak Abdul kemudian kembali pulang.

Beberapa Hari kemudian, saat aku masih berupaya mencari tahu tentang penanggulangan anak terkena narkoba ke beberapa Jaringan, aku mendapatkan telefon dari pacar Indra ini. 

"kak, Indra sudah meninggal" itu yang dikatakannya sambil menangis terseguk.
"Innalillahi wa inna ilaihi Rojiun" Ujarku, sambil terbayang masa kecil kami bersama bermain dan berjahil-ria di atas genteng, membayangkan senyumnya yang ceria sekaligus menyesal baru bertemu dengannya saat semua sudah terlambat.

Aku menghadiri pemakamannya, dan berusaha berdoa, semoga Allah SWWT mengampuni segala khilafnya.

Cerita ini semoga bisa menginspirasi kita Semua, bahwa :
  1. Terlibat Narkoba itu, sangat sia-sia, hidup atau mati sekalipun. Jangankan Narkoba, Minuman Air Keras pun, jika kita meminumnya ada faham 40 hari amabl ibadah kita tidak diterima oleh Allah SWT, bagaimana kita seandainya mati pada durasi 40 hari tersebut. apalagi ini Narkoba, dan sudah mati akal hati dan pikiran, hidup bagai mayat, dan mati sia sia. Jadi JANGAN TERLIBAT NARKOBA
  2. Bagi Para orangtua yang anaknya ada indikasi terlibat Narkoba, sebaiknya lakukan pengendalian sejak dini, dan tidak mengandalkan kekuatan sendiri, karena Narkoba adalah Bahaya BESAR, kita harus meminta pertolongan kepada pihak lembaga terkait, seperti pusat rehabilitasi, Badan Narkotika Nasional dan sejenisnya.
Semoga Allah SWT berkenan memberikan ampunan kepada Indra, Amin.

Kontributor : @selvialdriani









No comments:

Post a Comment

Featured posts

Bagaimana Industri Asuransi Global Merespon Corona Virus Outbreak

Bagaimana Industri Asuransi Global Merespon Corona Virus Outbreak Ekonomi dunia terguncang, dengan dampak mewabahnya Virus Corona, yan...